๐ŸŒฒ๐Ÿ•๏ธ๐ŸŒฒ

sejenak berpaling dari lelahnya hari

Talok

21 November 2025

Sebagian orang menganggapnya merepotkan.

Mudah sekali tumbuh dimana-mana. Di tanah kosong, di celah tembok.

Daunnya tumbuh banyak, berguguran banyak, mudah mengotori pandangan.

Batangnya mudah patah, tidak kuat untuk dipanjat. Tidak pula cukup lebar untuk dimanfaatkan sebagai peralatan dari kayu.

Terlalu banyak buah berjatuhan, mengeluarkan isi dan cairannya yang menghitamkan jalan di bawahnya. Mengundang burung liar yang berusaha mengambil bagiannya.

Namun bagi masa kecilku, pohon talok itu seperti โ€œmarkas rahasiaโ€. Aku akan memanjatnya sampai setinggi yang kubisa, menentukan mana kursi tempatku akan duduk, dan memantau keadaan sekitar dari atas. Saat dirasa lapar atau haus, tak jauh dari ujung hidungku ada banyak camilan dengan aneka warna - hijau, kuning, merah.

Angin sepoi-sepoi yang kurasakan di puncak pohon. Dahan dan tangkai yang berayun-ayun saat diduduki. Aroma air hujan yang kadang masih tersisa, menempel di sela dedaunan, menambah keunikan rasa dari buahnya.

Andai aku masuk surga dan dapat kesempatan untuk meminta seperti apa tempat tinggal yang kuinginkan, aku ingin tanah lapang dengan pohon talok ditengahnya ๐Ÿ˜

talok
Terpikirkah olehnya, bahwa secara teori manusia tidak mungkin pohon talok bisa tumbuh dari celah dinding batu. Kalaupun bisa, mungkin ajalnya hanya hitungan bulan atau tahun. Tidak mungkin ia bisa tumbuh sampai besar bukan? Tapi rezeki dan ajal bukan di tangan manusia. Mungkin ia mengetahuinya dan memutuskan untuk tetap tumbuh.
๐Ÿ•๏ธ Kembali ke tenda